Tampak depan Bandara Wamena, Papua (Sastri/ detikTravel) |
Go Klik-Info, Wamena - Bandara perintis bisa tampil apa adanya dan mungkin mengejutkan para traveler. Di Wamena, Papua, ada sebuah bangunan berlantai tanah dan beratapkan seng, penuh dengan wisatawan asing. Inilah Bandara Wamena.
Banyak kejutan selama saya ditugaskan meliput Festival Budaya Lembah Baliem 2012. Kejutan pertama datang saat pertama kali menginjakkan kaki di Bandara Wamena, Papua. Banyak cerita unik dan seru seputar bandara ini!
Pintu masuk untuk check in (Sastri/ detikTravel) |
Dari hari pertama saya tiba di Kota Wamena, Papua, kejutan itu datang bertubi-tubi. Bahkan sampai hari terakhir, saya masih terkenang mengingat banyaknya hal unik seputar kota ini. Kejutan pertama datang saat pesawat Trigana Air yang saya tumpangi mendarat di Bandara Wamena, Selasa (7/8/2012).
Sebelum pesawat mendarat, sebuah bangunan warna kuning tampak berdiri di samping bandara. Aha, itulah Bandara Wamena, pikir saya. Bangunan itu cukup mungil, berdiri di samping bangunan beratap seng yang tampak seperti gudang.
Pesawat mendarat mulus. Sekarang waktunya ambil bagasi... di bangunan beratap seng itu. Ya ampun! Bandaranya ya bangunan semi permanen ini, bukan bangunan kuning di sebelahnya!
Bangunan berwarna kuning yang awalnya saya duga sebagai bandara itu seakan melambaikan tangan. Itu adalah kantor polisi setempat, yang tampak sama sibuknya dengan situasi bandara. Toh jaraknya tak sampai 10 meter.
Bagasi dibawa dari pesawat dengan gerobak yang ditarik, lantas ditaruh di atas meja panjang dari kayu. Penumpang mengambil sendiri bagasi milik mereka. Hari itu, tak cukup waktu untuk melihat bandara ini secara menyeluruh. Saya dan rombongan wartawan harus langsung beranjak ke hotel.
Untungnya, masih ada kesempatan kedua untuk memperhatikan detil Bandara Wamena. Sabtu (11/8) adalah hari kepulangan saya setelah puas menjelajah Lembah Baliem dan menyaksikan festival budayanya. Sambil menunggu pesawat perintis Susi Air berkapasitas 8 orang yang berangkat siang hari, saya pun merekam beberapa hal unik.
Keramaian di depan bandara (Sastri/ detikTravel) |
Ruang tunggu (Sastri/ detikTravel) |
Khusus penumpang Susi Air (seperti saya), Anda harus menimbang berat badan dulu karena pesawat perintis itu sangat mungil. Setelah acara timbang-menimbang saya pun membayar airport tax sebelum masuk ke ruang tunggu.
Bagasi yang diangkut secara manual (Sastri/ detikTravel) |
Saya memiringkan kepala membaca tulisan "Rp 11.000" di kertas airport tax tersebut. Sebelum kaget, seorang teman bertanya harga airport tax yang saya bayar. Saya terbahak karena ia diminta Rp 30.000.
Sebuah metal detector pajangan menjadi pintu masuk ke ruang tunggu. Ya, pajangan, karena tak berfungsi sama sekali. Saya dan seorang teman bercanda dengan menirukan bunyi "biiipp.. biippp" saat melewatinya. Orang di sekitar kami tak ada yang menggubris.
Ruang tunggu bandara berbentuk persegi empat. Walau masih beralas tanah, kursi logam di ruang tunggunya cukup nyaman seperti yang ada di bandara di kota besar. Wisatawan domestik, mancanegara, sampai orang asli Papua bercampur baur di tempat ini. Walaupun namanya ruang tunggu, nyatanya ruangan ini bisa dimasuki siapa saja tuh!
Ada satu kejadian lucu waktu saya duduk di situ. Seorang pria Papua yang tampak sudah berumur, berusaha berkomunikasi dengan saya dan seorang teman. Pria itu hanya mengenakan koteka. Bayangkan saja ada pria berkoteka di ruang tunggu bandara!
Merasa tak berhasil mengkomunikasikan maksudnya, pria itu memberi teman saya amplop putih berisi surat. Setelah teman saya membaca dan membuat isyarat "tidak, terima kasih", pria itu pun pergi sambil sedikit menggerutu.
Rupanya surat itu berisi permintaan sedekah. Ia menulis kalau rumahnya terbakar, anaknya dua. Tertera jumlah uang yang ia minta: Rp 50 juta! Saya menahan tawa sampai masuk ke pesawat Susi Air.
Saat pesawat mengangkasa, saya melemparkan pandangan sekali lagi ke Bandara Wamena, yang semakin mengecil di bawah sana. Saya berharap, dalam beberapa tahun mendatang, bandara ini sudah berkembang menjadi lebih bagus lagi. Semoga pemerintah memberikan perhatian khusus, melihat animo wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Wamena, sudah sedemikian tingginya.
[travel.detik.com/Go Klik-Info]
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :