Krim peremajaan vagina yang diberi nama 18 Again dan baru diluncurkan bulan ini dibuat oleh perusahaan farmasi yang berbasis di Mumbai, Ultratech. Ultratech langsung menyebutnya sebagai krim vagina pertama di India (karena krim yang serupa baru tersedia di negara lain seperti AS).
Pemilik Ultratech, Rishi Bhatia mengatakan bahwa krim yang dijual seharga 44 dollar AS ini mengandung bahan alami, termasuk bubuk emas, lidah buaya, kacang almond dan pomegranate serta telah menjalani sejumlah ujicoba klinis.
"Produk ini unik sekaligus revolusioner karena juga membangun kepercayaan diri wanita India dari dalam serta meningkatkan harga dirinya. Lagipula pada dasarnya tujuan pembuatan krim ini adalah meningkatkan pemberdayaan terhadap wanita," tandas Bhatia seperti dilansir dari BBC, Kamis (30/8/2012).
Menurut Bhatia, produk ini bukannya mengklaim mengembalikan keperawanan wanita tapi untuk mengembalikan emosi dan perasaan wanita seperti halnya ketika mereka masih perawan.
Namun nyatanya strategi pemasaran yang digunakan Ultratech untuk produk ini telah mendatangkan kritikan dari sejumlah dokter, komunitas wanita dan pengguna media sosial. Kesemua pihak menyatakan produk ini telah memperkuat pandangan bahwa seks pranikah itu dibenarkan padahal dalam kultur India hal ini dianggap tabu dan berdosa.
"Krim ini cuma omong kosong dan dapat menyebabkan munculnya perasaan rendah diri bagi sebagian wanita," tukas Annie Raja dari National Federation of Indian Women yang selama ini dikenal sebagai gerakan yang memperjuangkan hak-hak wanita di India.
Lagipula menurut Raja, alih-alih memberdayakan wanita, krim ini justru akan mengakibatkan hal sebaliknya. Yaitu menegaskan kembali pandangan patriarki yang dipegang oleh banyak orang di India, gagasan bahwa pria menginginkan semua wanita menjadi perawan hingga malam pernikahan mereka.
"Mengapa wanita harus tetap perawan hingga hari pernikahan? Ini adalah hak bagi setiap wanita untuk memiliki hubungan seksual dengan seorang pria, tapi masyarakat disini masih melarang wanita untuk melakukannya hingga mereka menyandang status sebagai istri," tambahnya.
Berbeda dengan hal itu, Dr. Mahinda Watsa, seorang pakar ginekologi yang juga mengasuh kolom seksual populer di surat kabar Mumbai Mirror dan Bangalore Mirror mengatakan, "Di India perawan itu masih dianggap sangat berharga."
Dr. Watsa mengaku telah menerima lebih dari 30.000 pertanyaan dari responden pria maupun wanita. Sebagian besar responden pria menanyakan bagaimana cara memastikan istri mereka masih perawan atau tidak. Sedangkan responden wanita kebanyakan menanyakan cara untuk membuat suami mereka tetap tak mengetahui jika mereka sudah tak perawan lagi.
"Banyak pria yang masih berharap menikahi seorang wanita perawan tapi banyak gadis di India, setidaknya yang tinggal di kota besar, yang telah melakukan seks pranikah sebelumnya. Oleh karena itu mereka menanyakan bagaimana caranya meyakinkan suaminya bahwa dirinya perawan sedangkan sebenarnya mereka sudah pernah berhubungan seksual dengan pria lain," terangnya.
Lain Dr. Watsa, lain pula pendapat Dr. Nisreen Nakhoda. "Saya skeptis dengan cara kerja krim ini. Mengencangkan vagina itu sebenarnya hanya bisa dilakukan oleh otot-otot vagina. Saya pun tak pernah tahu bagaimana sebuah krim biasa bisa melakukan hal itu," kata Nakhoda yang juga mengelola kolom kesehatan seksual di situs MDhil.
Namun Dr. Nakhoda tetap percaya krim ini akan memiliki potensi yang cerah di India karena meski praktik seks pranikah sudah banyak terjadi, masyarakat masih belum menentukan sikap pro sehingga sebagian orang akan menghalalkan berbagai cara untuk menutupi aksi-aksi mereka itu.
"Semuanya sangat tertutup dan rahasia, tak ada orang yang benar-benar mendiskusikan kehidupan seksnya dengan teman atau bahkan pacar-pacar mereka. Saya juga pernah mendengar di sejumlah perusahaan yang memiliki jam kerja malam seperti call centre ditemukan banyak kondom di toilet kantornya karena sejumlah pasangan mengaku sulit menghadapi kesepian seorang diri," imbuh Dr. Nakhoda.
Tapi direktur Ultratech, Bhatia menganggap kritikan-kritikan yang diajukan sejumlah pihak pada produk terbarunya ini tak beralasan.
"Pria saja punya begitu banyak produk untuk meningkatkan kepuasan seksualnya, lalu mengapa wanita tak boleh mendapatkannya juga?," pungkasnya.[BBc/Go Klik-Info]
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :