Sebuah dorongan seks yang terlalu aktif dapat menyebabkan hiperseksualitas, yaitu perilaku seksual kompulsif atau kecanduan seksual, serta nymphomania pada wanita dan satyriasis pada laki-laki. Keduanya memiliki gejala yang sama, yaitu:
1. Dorongan kuat untuk melakukan hubungan seks, namun aktivitas seksual mungkin tidak membawa kesenangan
2. Dorongan seksual yang berada di luar kendali
3. Menggunakan seks sebagai cara untuk melarikan diri dari perasaan depresi, kecemasan, kesepian, dan stres
Penyebab yang mendasari terlalu aktifnya gairah seksual seseorang belum diketahui secara pasti, tetapi penelitian menunjukkan mungkin ada hubungan antara hiperseksualitas dengan masalah kesehatan mental dan fisik.
Seperti dilansir everydayhealth, Selasa (28/8/12), salah satu kondisi berikut mungkin bisa mengarah pada dorongan seks yang terlalu aktif:
1. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah penyakit mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrim dari suasana hati kesenangan tertinggi ke posisi terendah atau depresi. Puncak dari suasana hati tertinggi dapat ditandai dengan hiperseksualitas.
Penyakit mental ini dapat diobati, sehingga jika gairah seksual terlalu menggebu-gebu dan mengganggu pasangan, dapat diatasi dengan mengobati gangguan bipolar.
2. Demensia
Menurut sebuah laporan dalam jurnal Advances in Psychiatric Treatment, orang-orang yang menderita demensia sangat umum menunjukkan perilaku seksual yang tidak pantas, seperti mengekspos diri sendiri, menggunakan kata-kata kotor, dan masturbasi.
Hal ini dapat mempengaruhi pria maupun wanita penderita demensia, tetapi lebih sering terjadi pada orang dengan demensia berat. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati hiperseksualitas pada orang dengan demensia memiliki hasil yang beragam dan juga dapat diatasi dengan terapi.
3. Gangguan gairah seksual persisten
Wanita dengan kondisi ini terus-menerus akan merasa terangsang dan tidak bisa membebaskan diri dari gairah seksualnya yang menggebu-gebu, bahkan orgasme pun tidak banyak membantu.
Perasaan intens terhadap gairah seksual tersebut berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Pengobatan sering melibatkan kombinasi antidepresan, terapi hormonal, gel anaesthetizing, dan terapi perilaku.
4. Rabies
Terdapat sebuah kasus di India, dimana seorang wanita usia 28 tahun pergi ke rumah sakit dan mengeluh memiliki dorongan seks yang terlalu aktif. Wanita tersebut meninggal 4 hari kemudian dan hasil otopsi menunjukkan bahwa dirinya memiliki rabies.
Dokter percaya bahwa virus rabies menyebabkan otak meradang dan menyebabkan hyperseksualitas. Carilah perawatan medis sesegera mungkin jika Anda digigit oleh binatang dan tidak mengetahui apakah binatang tersebut telah divaksinasi terhadap rabies atau tidak.
5. Sindrom Klüver-Bucy
Sindrom ini merupakan kondisi neurobehavioral yang langka dan disebabkan oleh kerusakan otak. Gejala yang terjadi tidak biasa, termasuk perilaku seksual yang tidak pantas, menempatkan barang-barang yang tidak biasa di mulut dan tidak dapat mengekspresikan respon yang khas terhadap rasa marah dan takut.
6. Kecanduan seks
Seseorang yang kecanduan seks memiliki dorongan seks yang terlalu aktif dan terobsesi dengan seks. Hal ini mungkin termasuk kecanduan masturbasi, pornografi, dan bahkan hubungan seks.[everydayhealth/Go Klik-Info]
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :