 
suwasana belajar di sekolah Qaryah Thayyibah
Go Klik-Info, Semua
 mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mendapatkan gelar sarjana pastilah
 mereka harus menyelesaikan karya ilmiah sebagai perwujudan keilmuan 
selama masa kuliah. Menyadari nilai pentingnya skripsi tersebut aku 
ingin menulis skripsi yang berbeda tidak sebatas penggugur kewajiban 
semata namun skripsi yang sesuwatu banged.
 
Belajar di Alam Sekitar
Berdasarkan
 tekad yang membara itulah akhirnya saya memutuskan menulis menyoal 
dunia pendidikan dari sisi yang berdeda bukan pendidikan yang tersistem,
 terseragam dan mahal, namun lebih dari itu sebuah pendidikan 
alternative yang membebaskan dan menyenangkan dalam proses belajarnya.
Mulailah
 aku berpetualang seru, berburu buku, berburu informasi dan berburu 
sekolah. Yup! Ketemu salah satu sekolah yang bersifat alternative namun 
sayang tempatnya jauh dari Solo “sekolah alam di Bandung, sekolah alam 
di semarang”. Wah, kalau jauh begini repot juga masa yang dekat-dekat 
sekitar solo tidak ada? Hais… untuk urusan berbeda ini tidak tau 
ujungnya bagaimana.
Ditemani
 Nisa dan Hana teman tergila seluruh dunia kami bertiga gentayangan dari
 satu perpustakaan ke perpustakaan lainnya UMY, UIN Jogja, Perpustakaan 
Kota Jogja, UIN Surakarta. Akhirnya aku menemukan inspirasi yang menjadi
 cikal bakal penulisan skripsiku tersebut, wah, bakal keren sepertinya.
Tanpa
 sengaja dan tiba-tiba aku menemukan buku profil sekolah alternative dan
 keren dan kabar gembiranya lagi adalah lokasi sekolahan tersebut di 
Salatiga. Ini lebih baik, ketimbang aku harus ke Semarang atau ke 
Bandung bah.. terlalu berbeda dan bisa sangat menyusahkan kehidupanku 
kelak.
Dengan
 keyakinan yang mantap aku memutuskan menceritakan ide penulisan 
skripsiku itu ke teman satu kelas di kampus. Tepatnya setelah acara 
woro-woro tersebut kami berempat; Andi, Shofi, Zaki dan aku pastinya 
meluncur ke sekolah tersebut di Salatiga. Sempat tersesat karena belum 
sekalipun tau tempatnya dimana, akhirnya setelah muter-muter macam 
setrikaan ketemulah sekolah itu, sekolah yang benar-benar berbeda. 
Hampir dua jam kita muter-muter, keliling-keliling, melihat menyaksikan,
 mendengar merasakan sampai mewawancarai kepala sekolahan itu, 
memawancarai siswa-siswa disana dan melihat lebih dekat aktivitas 
pembelajaran yang mereka lakukan semakin bahagialah aku.
Aku
 dan Zaki positif memutuskan melakukan penelitian disekolah ini, Shofi 
dan Andi tidak sepakat dengan kami, mereka pikir penelitianku disekolah 
itu bukan hal yang mudah sekolah itu tertalu absurb menurut mereka namun
 tidak menurut aku dan Zaki. Sekolah yang berkonsep out of the book, sekolah
 yang cukup eksentrik, meskipun aku tipe orang yang sederhana namun 
segala hal yang eksentrik menarik perhatianku. Sekolah yang berkearifan 
lokal atau local wisdom dengan
 setting masyarakat pedesaan, peserta didik belajar dari lingkungan 
mereka sendiri, kelas? Tidak ada. Ya, tidak ada kelas di sekolah ini, 
kelas bisa dimana saja; di sawah, di gunung, di lapangan,di sungai di 
hutan sekalipun selama itu bernilai belajar maka itulah kelas mereka. 
Tidak ada kurikulum, tidak ada guru. Sekolah yang eksentrik kan?
 
Narsis Sehabis Belajar
Tapi
 disinilah letak menariknya. Aku harus menemukan system pembelajaran dan
 memberikan nama, mencari menganalisis menyusunya menjadi karya ilmiah. 
Ternyata benar menurut Shofi dan Andi aku akan mendapatkan kesulitan. 
Padahal dalam skripsi aku membutuhkan data-data otentik mengenai 
kurikulum, system pembelajaran, guru, sarana dan prasaran sekolah dan 
segala macam konsep sekolah secara umum, parahnya lagi dua dosen 
pembimbingku orang yang extraordinary perfect
 aku cukup kesulitan menyampaikan alur penelitianku. Bab I sudah mirip 
coretan anak-anak TK direvisi berkali-kali, coret sana-sini. Ini tidak 
sesuai, ini tidak ilmiah. Tidak konsisten dengan kerangka pemikiran dan 
sebagainya. Satu bulan hanya mengurusi Bab I agar sesuai dengan 
pemahaman dosen pembimbingku. Padahal menurut dosen yang lain mereka 
sepakat-sepakat saja dan bilang itu cukup bagus, namun aku harus menurut
 saja karena mereka dosen pembimbingku setidaknya tidak ada yang berubah
 secara radikal hanya perlu memperbaiki sesuai dengan pembenaran mereka.
Setelah
 berkutat dengan penelitian, berdebat dengan dosen-dosen pembimbingku, 
mencari referensi dan segala macam tetek bengek urusan skripsi akhirnya 
selesailah penelitianku, selesailah skripsiku, selesailah penderitaanku.
 Aku berhasil menyusun, memberikan model pembelajaran terbaru yang hal 
ini orosinal milik sekolah itu, setelah bertahan dari badai akhirnya aku
 selesai juga. Ujian pendadaran yang menegangkan namun berkesan tidak 
main-main dosen pengujiku mereka orang-orang terkeren  difakultasku
 aku disidang untuk mempertahankan skripsiku cukup lama satu jam lebih 
aku menyanggah, menjawab, berdebat, menjelaskan berbagai macam mengenai 
tulisanku aku dinyatakan LULUS. Huff.. lega sekali. Langsung aku traktir
 temen setiaku Warni. Dia teman terbaik yang aku punya di kampus. Banyak
 berjasa, banyak membantu, tidak pernah marah dengan ejekanku, apa yang 
aku butuhkan lebih banyak bisa dari pada enggaknya. 
 
sekolah qaryah thayyibah seneng banged ngadain festival salah satunya ini dia makan besar bersama
Sekolah Ramah Anak: Desaku Sekolahku 
setelah
 jungkir balik penelitian, berfikir dan merenungkan untuk menuangkan 
pengalaman dan temuan-temuan penelitian kedalam konsep tulisan ilmiah 
akhirnya inilah dia hasilnya; cek it out here we go..
Desaku Sekolahku
 Sekolah Qaryah Thayyibah terletak di Kalibening 3 kilometer dari 
terminal tinggkir Salatiga. Landsekape pedesaan yang bersahaja namun 
begitu potensial. Disekolah ini pembelajaran terbagi dalam dua dimensi:
Belajar di kelas;
 belajar dikelas adalah konsep belajar yang radikal untuk para peserta 
didik, mereka mempelajari materi pengetahuan secara lebih formal. Kelas 
juga berfungsi untuk membedakan jenjang pendidikan SMP atau SMU. berikut
 nama-nama kelas yang mereka namakan sendiri yang mewakili semangat dan 
cita-cita anak2 dalam belajar: Seed
 Education (I SMP), Rausyan Fikr (II SMP), Elektrokadiograf (III SMP), 
Star Image (I SMU), Smart Revo (II SMU), Paradise Of Full Colour (III 
SMU) dan Universitas Kehidupan Lanjutan SMU.
 
semangat berkarya di tingkat internasional anak2 Qaryah Thayyibah
Belajar di Forum Belajar; forum belajar merupakan laboratorium belajar. Forum ini merupakan forum lintas kelas. Ada
 Sembilan forum belajar yaitu; forum english, forum film, forum tata 
boga, forum sampah, forum sanggar, forum musik, forum wushu, forum 
komputer, dan forum tari tradisional 
Para
 peserta didik yang tergabung dalam forum-forum tersebut terbiasa 
mengerjakan proyek karya seperti membuat briket sampah pada forum 
sampah, mendaur ulang sampah pada forum sanggar, membuat desain seni 
pada forum komputer, membuat film documenter pada forum film, 
memanfaatkan taman botanical untuk pangan dan sebagainya. Intinya 
seluruh forum belajar itu secara tidak sengaja membuat siklus karya 
dalam belajar saling berkaitan satu sama lainya.
Konsep Evaluasi
 Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan di sekolah QT berbentuk self 
training atau self evaluation. Para peserta didik sendirilah yang 
mengonsep evaluasi. Bentuk evaluasi yang dilaksanakan di sekolah QT 
berupa mengerjakan proyek pribadi/kelompok yang berkaitan dengan tema 
belajar, masing-masing mendapatkan tugas mengobservasi, meneliti 
lingkungan sekitar, dan membuat tesis dari hasil pengamatan tersebut 
sebagai tugas akhir semester. Konsep evaluasi yang dimaksud berupa hasil
 karya peserta didik.
Jenis evaluasi : Self evaluation atau evaluasi diri, Peer evaluationatau evaluasi teman sebaya (sesama peserta didik), Perform evaluation atau evaluasi kinerja dan Etiquette evaluation atau evaluasi etiket yang lebih mendekati pada ahlaq.
Nilai evaluasi Penialian yang diberikan sekolah QT menunjukkan apresiasi belajar kepada peserta didik melalui good, better, atau excellent
 disesuaikan dengan keseriusan dalam belajar dan karya yang mereka 
hasilkan. Nilai tunggi bukan merupakan jaminan seseorang bisa memberikan
 manfaat, yang bermanfaatlah yang paling bernilai bagus.
Wahana evaluasi
 Karena evaluasi yang dilaksanakan berupa karya peserta didik maka 
sekolah QT memiliki evaluasi pembelajaran yang beragam agar peserta 
didik terpacu dalam menghasilkan karya yang otentik, inovatif dan 
bermanfaat bagi lingkungan.
Mahkamah Ide; karya jenis tulisan (karya tulis)
·  Apresiasi karya; pentas karya tingkat kelas atau tingkat forum per tiga bulan
· Gelar karya; perayaan, pertunjukan, dan pementasan karya seluruh peserta didik baik pribadi maupun kelompok setiap tahun.
·  Galeri karya; rumah karya-karya peserta didik berfungsi sebagai dokumentasi karya-karya yang telah dihasilkan
 
Belajar bersama SPPQT (syarikat Peguyuban Petani Qaryah Thayyibah)
Salam Kearifan ^.~
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:

Share :
 
 





