Masjid raya Bandung Provinsi jabar di ambil di sisi Jalan Asia-Afrika |
Mesjid Agung tahun 1930-an dengan benteng bermotif sisik ikan. |
Bentuk awalnya panggung sederhana, terbuat dari anyaman bambu beratap rumbia yang dilengkapi air kolam besar. Lahan seluas 4.000 meter persegi untuk masjid adalah tanah wakaf dari Bupati Bandung, RA Wiranatakusumah II.
Ketua DKM Masjid Raya Bandung Provinsi Jabar, Tjetje Subrata, mengatakan, sampai saat ini belum ada yang tahu persis versi mana yang benar, apakah dibangun pada 1810 atau 1812.
Masjid Agung beberapa kali mengalami renovasi bangunan. Tahun 1826 secara berangsur-angsur diganti menjadi bangunan berkontruksi kayu. Kemudian tahun 1850 bangunan diganti dengan tembok batu bata dilengkapi pagar tembok di sekeliling masjid setinggi 2 meter bermotif sisik ikan.
"Motif sisik ikan sama dengan bangunan tembok pendopo dan yang memprakasai Bupati RA Wiranatakusumah IV (Dalem Bandung)," kata Tjetje, akhir pekan lalu.
Masjid Agung dan alun-alun Bandung pada tahun 1890(http://rinaldimunir.wordpress.com) |
Masjid agung bandung lama(http://id.wikipedia.org) |
Masjid Agung kembali direnovasi pada 1930 hasil rancangan arsitek Maclaine Pont. Saat itu, bangunan masjid dilengkapi dengan serambi depan dan sepasang menara pendek beratap tumpang susun di kiri dan kanan bangunan.
Mesjid Agung tahun 1930-an.(http://rgalung.wordpress.com) |
Setelah 25 tahun, yaitu tahun 1955, masjid mengalami perubahan total. Atap tumpang susun tiga diubah menjadi kubah model atap bawang bergaya Timur Tengah. Perubahan lainnya didirikan menara tunggal di halaman depan masjid. Menara pendek yang sebelumnya ada dibongkar. Tahun 1965, kubah bawang itu diperbaiki karena rusak tertiup angin ribut.
Dua tahun kemudian, kembali dilakukan renovasi, yaitu penambahan ruangan pada serambi kanan masjid. Di situ berdiri madrasah diniyah, TK dan poliklinik Yapma, BP4 dan Radio Megaria. Tahun 1971, dibangunlah menara dan jembatan yang menghubungkan masjid dengan Alun-alun.
Tahun 1972 masjid diperluas, dibuat berlantai dua. Lantai dasar dipakai tempat salat utama dan ruang kantor, sedang lantai dua difungsikan sebagai mezanin. Kemudian menara lama dibongkar diganti dengan menara tunggal yang tinggi di sebelah selatan. Menara itu diberi ornamen dari bahan logam. Atap kubah model bawang diganti dengan model atap joglo. Tahun 1973 ada tambahan bangunan baru hasil pembelian Pemkot Bandung seluas 2.464 M2 dengan daya tampung 5.000 orang di lantai bawah dan 2.000 orang di lantai atas.
Tahun 1980 Masjid Agung ini kembali diubah. Di depan dinding muka masjid dibangun tembok tinggi. Puncak menara diganti menjadi model kubah mirip bola dunia yang terbuat dari rangka besi. Kubah menara dililiti rangkaian lampu kecil yang dinyalakan di waktu malam.
Bangunan Masjid Agung mengalami perubahan yang signifikan tahun 2001-2003, yaitu lantai masjid diperluas memakan jalan umum di depan masjid. Atap joglo diubah menjadi kubah beton berdiameter 30 meter dan ditambah dua kubah berdiameter 25 meter. Tahun 2003 dibangun menara kembar tinggi 99 meter.
"Tinggi menara kembar 99 terbagi menjadi fondasi 18 meter dan tinggi dari lantai sampai atas 81 meter, jadi total tinggi 99 meter, menunjukkan asma Allah," ujar Tjetje.
Menurut Tjetje, tahun 2003 status Masjid Agung Bandung dialihkan menjadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jabar yang disetujui Gubernur Jabar (waktu itu) HR Nuriana. Dengan beralihnya status, otomatis biaya operasional ditanggung APBD Provinsi Jabar.
Masjid Agung Bandung, selesai dibangun kembali pada 13 Januari 2006. |
Masjid Raya Bandung dan tamannya dulu sangat asri, teduh, indah, dan nyaman untuk dinikmati. Apalagi di bulan puasa, orang-orang bisa ngabuburit di taman yang cukup luas itu. Namun kini Taman Masjid kumuh dipadati pedagang kaki lima (PKL). Bahkan di bulan suci untuk melangkah pun sulit karena ratusan PKL memasang tenda dan bangku.
Tjetje mengakui kondisi sekitar masjid sudah sangat kumuh dan tidak nyaman, tapi tidak bisa berbuat karena tidak memiliki wewenang. "Taman masuk wilayah publik, jadi wewenang untuk menindak PKL ada di tangan Pemkot Bandung," ujar Tjetje.[TRIBUNNEWS.COM/Go klik-Info]
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :