Bulgaria mendesak agar Uni Eropa mengambil sikap tegas terhadap Hizbullah, menyusul tudingannya kepada kelompok Syiah bersenjata itu atas peledakan sebuah bis yang menewaskan lima turis Israel di daerah pariwisata di Laut Hitam tahun lalu. (Baca berita sebelumnya: Eropa Tolak Masukkan Eropa dalam Daftar Teroris dan Rombongan Turis Israel Dibom di Bulgaria)
Uni Eropa hingga saat ini masih menolak tekanan Amerika Serikat dan Israel untuk memasukkan Hizbullah sebagai salah satu organisasi teroris, dengan alasan tindakan itu akan menyulut ketidakstabilan di Timur Tengah.
Dilansir Al-Arabiya (20/2/2013), dukungan kelompok Syiah Hizbullah bersenjata yang disokong penuh oleh pemerintah Iran itu sangat vital bagi pemerintahan Perdana Menteri Libanon Najib Mikati. Namun kata Dichter kepada Reuters saat berada di Paris untuk membicarakan masalah itu dengan para pejabat Prancis, Uni Eropa harus memasukkan Hizbullah ke dalam daftar hitam sebab organisasi itu menyedot dana dalam jumlah besar dari Eropa, kemudian mencuci uang tersebut.
“Eropa, itulah basis sebenarya Hizbullah … Jika mereka tidak bisa mengumpulkan uang atau menambah jumlah uangnya di Eropa, mereka akan berada dalam kesulitan,” kata Dichter, seraya menambahkan bahwa uang Hizbullah berasal dari lembaga-lembaga amal dan sejumlah perusahaan.
Laporan hasil penyelidikan Bulgaria atas dugaan keterlibatan Hizbullah dalam pemboman bus turis Israel itu diperkirakan akan memakan waktu beberapa pekan atau bulan untuk dituntaskan.
Para diplomat Uni Eropa pernah mengatakan bahwa sikap mereka terkait pendaftarhitaman organisasi itu tergantung pada hasil penyelidikan Bulgaria.
Di Prancis, secara tertutup pejabatnya menyatakan kekhawatiran jika Hibullah dinyatakan sebagai organisasi teroris, sebab sekitar 1.000 personel militernya ditempatkan di negara Libanon sebagai pasukan penjaga perdamaian.
“Saya berharap [Prancis] akan cukup pintar, cukup berani untuk mengambil langkah tanpa meresahkan tentang efeknya bagi stablitas di Libanon,” kata Dichter, mantan direktur intelijen dalam negeri Zionis, Shin Bet.
“Libanon punya banyak masalah untuk menyatakan apakah mereka [Hizbullah] organisasi teror atau tidak, itu bukanlah masalah intinya,” kata Dichter.*
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :