Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Ist) |
Menurut Pengamat Politik LIPI Siti Zuhro, SBY seakan mau melarikan diri agar publik lebih melihat Anas ketimbang kasus yang membelitnya.
"SBY jangan seperti itu, ini sudah bukan zaman orde baru lagi, hadapi kenyataan, jika salah akui," jelas Siti Zuhro kepada Sindonews, Rabu (6/2/2013).
Siti menilai, hal itu tak patut dilakukan jika motif SBY untuk mengalihkan isue atas kasus pajak dirinya. Pasalnya, sebagai pemimpin negara, seharusnya SBY dinilai sebagai contoh dan panutan bagi para rakyatnya, dan bukan lari dari masalah.
"Satu sisi menutupi, namun dengan membuka masalah baru," tegasnya.
Seperti diketahui, SBY memberi pernyataan agar KPK memberi status kejelasan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang terbelit kasus korupsi sport center Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Hal itu dilakukan terkait survei yang disebutkan SRMC terkait Partai Demokrat yang disebutkan semakin merosot, dan itu dinilai lantaran kasus korupsi dalam tubuh berlambang mercy tersebut yang belum tuntas.
Hal tersebut dinilai banyak kalangan sebagai pengalihan isue atas kasus Surat Pemberitahuan (SPT) pajak SBY beserta keluarganya beberapa hari ini yang menghebohkan masyarakat. Pasalnya, disebut dalam dokumen Surat Pemberitahuan (SPT) SBY dan kedua anaknya, tidak menyebutkan detail sejumlah penghasilan mereka yang didapatkan sepanjang tahun 2011.
SPT tahun 2011 yang dimasukkan pada kuartal pertama tahun 2012 tertulis, SBY disebutkan memperoleh penghasilan Rp1,37 miliar selama setahun sebagai presiden dan tambahan Rp107 juta dari sejumlah royalti.
Selanjutnya, dalam dokumen itu juga terungkap pada tahun 2011, SBY membuka sejumlah rekening bank yang total nilainya mencapai Rp4,98 miliar dan 589.188 dollar AS atau sekitar Rp5,7 miliar (kurs Rp 9.600 per dollar AS). Tetapi tak disebutkan detail dari mana sumber dana sebanyak itu.
Selain itu, SPT anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono, dalam dokumen pada tahun 2011 disebutkan, Agus memperoleh penghasilan tahunan Rp70,2 juta. Agus adalah seorang perwira di Kostrad di Jakarta.
Namun pada dokumen pajak itu juga memperlihatkan, Agus membuka empat rekening bank berbeda dan sebuah akun deposito dengan total Rp1,63 miliar, melebihi penghasilannya. Tetapi tak ada informasi di dokumen itu yang dapat menjelaskan sumber-sumber dana tersebut dan pada bagian pendapatan tambahan, termasuk istri Agus, Annisa Pohan, dibiarkan kosong.
Agus terdaftar sebagai pembayar pajak sejak tahun 2007 namun baru memasukkan SPT pada tahun 2011.
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :