Jump To Top
BACK TO
TOP





Saya Ucapkan Selamat Datang Di GoKlik-Information Jelajahi Informasi disini karena banyak informasi menarik dan layak untuk anda baca Terima kasih telah berkunjung
News Update :

Masjid Agung Banjaran, Tempat Mengungsi di Masa Lalu

Masjid Agung Banjaran, Kab.bandung

Go Klik-Info, AZAN Zuhur berkumandang pada Selasa (7/8/2012). Sejumlah orang mulai melangkahkan kaki mendekati Masjid Besar Banjaran, di Kabupaten Bandung. Sebagian di antaranya adalah siswa dan siswi SMA, yang sekolahnya tidak jauh dari masjid yang merupakan masjid pertama di kecamatan tersebut.

Setelah salat, ada yang berzikir, ada juga yang membaca Alquran. Namun, tidak sedikit yang merebahkan badan di lantai. Sama halnya dengan jemaah perempuan, yang letaknya hanya dibatasi kain putih dengan jemaah pria. Di pinggir masjid, ada juga yang duduk sembari berdiskusi.
Masjid Besar Banjaran masih berdiri kokoh. Bangunan ini sudah mengalami renovasi dua kali, setelah dibangun sekitar 1930 atau pada zaman penjajahan. Namun, tidak ada yang tahu secara pasti, kapan masjid berkubah besar ini mulai didirikan.
"Mesjid Agung Banjaran 1912"( geheugenvannederland.nl )

Penasihat Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Apay Safari, mengatakan, pada 1930 diperkirakan menjadi tahun didirikannya masjid tersebut. Hal itu sesuai dengan keterangan menteri polisi penjajahan. Pada awal didirikan, Masjid Besar Banjaran hanya berupa bangunan semipermanen, dengan luas sekitar 30 meter per segi.

Bangunan semipermanen itu terdiri atas ubin beratapkan kayu, sedangkan dindingnya dari bilik bambu dan sebagian dipasangi papan. Pembangunannya pun hasil gotong royong masyarakat sekitar, yang ingin memiliki tempat ibadah agar khusyuk melaksanakan ibadahnya.

"Ini masjid pertama di Banjaran. Hasil gotong royong masyarakat sekitarnya. Pada saat dibangun, belum seperti sekarang karena hanya berupa bangunan semipermanen. Tanahnya merupakan hibah dari Raden Gandakusuma," kata pria berusia 77 tahun ini ketika ditemui Tribun di rumahnya, kemarin.

Warga membangun masjid ini tanpa mengeluarkan uang tiap warga membantu dengan apa yang dimilikinya, seperti semen, lantai, pasir, genting, dan papan.

Setelah beberapa puluh tahun berdiri, masjid itu direnovasi pada 1960. Luas tanah yang merupakan hibah itu meluas menjadi sekitar 60x70 meter. Renovasi kedua dilakukan pada 1966. Pada renovasi kedua ini, sempat turun bantuan dari Presiden Soeharto sebesar Rp 75 juta.

"Pada zaman penjajahan, masjid ini menjadi satu-satunya tempat untuk warga mengungsi. Tepatnya pada saat Bandung menjadi lautan api. Rumah warga memang sengaja dibakar, agar penjajah Belanda tidak tinggal di Banjaran. Mengenai kubah, itu sebenarnya bantuan dari Presiden Soeharto," ujar Apay, yang kemarin mengenakan baju koko dan peci.

Setelah renovasi kedua, yang menghabiskan sekitar Rp 300 juta, masjid ini bisa digunakan sekitar 1.000 orang. Namun, yang membedakan renovasi dan pembangunan adalah dalam hal kegotongroyongan warga. Saat renovasi, warga lebih banyak menyumbang berupa uang daripada tenaga.

"Rencananya mau ditingkat menjadi dua lantai. Supaya ibadah lebih leluasa dengan kapasitas yang memadai atau lebih banyak lagi. Sudah dibentuk panitianya, tapi kami tidak tahu akan ditingkat kapan," ujarnya.

Di Masjid Besar Banjaran disiapkan satu unit ambulans hibah dari Edi Mustofa. Mobil ini bisa dimanfaatkan siapa saja yang membutuhkannya, dan warga miskin tidak dikenai biaya. "Dulu banyak yang sakit dan meninggal. Ambulans ini disediakan DKM. Warga tidak mampu tidak dipungut, dan bebas bagi siapa saja yang butuh silakan. Tidak hanya untuk Banjaran, masyarakat lain pun bisa," katanya.[TRIBUNNEWS.COM/Go Klik-Info]

***Jangan Lupa komentarnya Ya!!!***
***Terima Kasih***

Artikel Terkait:

Berita dan Informasi menarik lainnya Lihat Selengkapnya di + INDEKS BERITA
Share : Share Detail
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar:

Berikan Komentar Anda

 
Support : Creating Website Praburakka
Copyright © 2012. Go Klik Information - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger