Jump To Top
BACK TO
TOP





Saya Ucapkan Selamat Datang Di GoKlik-Information Jelajahi Informasi disini karena banyak informasi menarik dan layak untuk anda baca Terima kasih telah berkunjung
News Update :

Mahmoud Ahmadinejad: Pemimpin Kharismatik, Sederhana dan Ideal

 
Saudaraku, tulisan saya kali ini sengaja mengangkat tema kesederhaan yang dirasa kian menjauh pergi dari pribadi banyak orang. Tiada maksud lain, kecuali mengajak kita semua untuk mengintropeksi diri tentang berapa banyak kesia-siaan yang telah dilakukan selama ini (sikap boros dan tidak bersyukur). Sebab, kenikmatan, nafsu dan kepuasaan zahir itu bila diikuti tidak akan ada habisnya. Sedangkan dampak negatifnya sangat banyak. Sehingga cobalah kita sedikit berempati dengan – terutama – kondisi bangsa kita yang saat ini sedang sakit. Caranya dengan hidup sederhana dalam menikmati kehidupan.


Untuk mendukung tulisan ini, saya pun mengambil contoh sikap sederhana terbaik yang dimiliki oleh seorang pejabat tertinggi di sebuah negara. Dialah Mahmoud Ahmadinejad, yang tetap sederhana meski menjabat sebagai seorang presiden Iran. Walau hidup dalam kesederhanaan, itu tidak mempengaruhi kinerjanya sebagai presiden. Dan untuk lebih jelasnya, mari kita ikuti kisahnya berikut ini:

1. Latar belakang
Mahmud Ahmadinejad adalah Presiden Iran yang keenam dan memperoleh 61.91% suara pemilih pada pilpres Iran tanggal 24 Juni 2005 dan kembali terpilih pada Pemilu Presiden Iran baru-baru ini. Jabatan kepresidenannya dimulai pada 3 Agustus 2005. Ia pernah menjabat walikota Teheran dari 3 Mei 2003 hingga 28 Juni 2005 waktu ia terpilih sebagai presiden. Ia dikenal secara luas sebagai seorang tokoh konservatif yang sangat loyal terhadap nilai-nilai Revolusi Islam Iran, 1979.

Mahmud Ahmadinejad Lahir di daerah desa pertanian Aradan, dekat Garmsar, sekitar 120 kilometer arah tenggara Teheran. Dia merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Orang tuanya, Ahmad Saborjihan, memberi nama Mahmud Saborjihan saat lahir. Dia menggunakan nama tersebut hingga sebuah keputusan besar mendorong keluarganya untuk hijrah ke Teheran pada paruh kedua tahun 1950-an. Di Teheran, ayahnya merubah namanya menjadi Mahmud Ahmadinejad sebagai isyarat religiusitas dan semangat mencari kehidupan yang lebih baik, karena Saborjihan dalam bahasa Parsi berarti pelukis karpet, pekerjaan yang jamak dilakukan di sentra karpet seperti Aradan, sedangkan Ahmadinejad berarti ras yang unggul, bijak dan paripurna.

Dia lulus dari Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) dengan gelar doktor dalam bidang teknik dan perencanaan lalu lintas dan transportasi.Pada tahun 1980, dia adalah ketua perwakilan IUST untuk perkumpulan mahasiswa, dan terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya krisis sandera Iran.

Pada masa Perang Iran-Irak, Ahmedinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam pada tahun 1986. Dia terlibat dalam misi-misi di Kirkuk, Irak. Dia kemudian menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran. Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997.

2. Karir politik
Ahmadinejad terpilih sebagai walikota Teheran pada Mei 2003. Dalam masa tugasnya, dia mengembalikan banyak perubahan yang dilakukan walikota-walikota sebelumnya yang lebih moderat dan reformis, dan mementingkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat-pusat kebudayaan. Selain itu, dia juga menjadi semacam manajer dalam harian Hamshahri dan memecat sang editor, Mohammad Atrianfar, pada 13 Juni 2005, beberapa hari sebelum pemilu presiden, karena tidak mendukungnya dalam pemilu tersebut.

Ahmadinejad diketahui pernah bertengkar dengan Presiden Mohammad Khatami, yang lalu melarangnya menghadiri pertemuan Dewan Menteri, suatu hak yang biasa diberikan kepada para walikota Teheran. Dia telah mengkritik Khatami di depan umum, menuduhnya tidak mengetahui masalah-masalah sehari-hari warga Iran.

Sebelum dikukuhkan secara resmi sebagai presiden Iran, Ahmadinejad sudah menunjukkan arah politiknya. Program atom Iran akan dijalankan lagi, walaupun perembukan dengan UE masih belum tuntas. Berikut pemaparan Peter Philipp:

Kesederhanaan Ahmadinejad Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei sangat antusias dengan penyerahan kekuasaan yang berjalan mulus. Dalam resepsi perpisahan bagi Presiden Mohammad Khatami dan kabinetnya, Khamenei bersikap rujuk dengan para tokoh pembaru yang kini benar-benar mundur dari ajang politik. Tiap menteri memperoleh kitab suci Al-Quran sebagai hadiah perpisahan dan kemudian mereka makan bersama. Bukan pada meja yang istimewa, melainkan di atas permadani, dan sangat sederhana.Mungkin ini merupakan tanda pertama dari kebijakan Teheran selanjutnya. Kemewahan dan kemegahan digantikan dengan kesederhanaan. Presiden baru, Mahmud Ahmadinejad memberikan teladan. Ia hanya mengenakan stelan safari dan bukan jubah yang istimewa.

Pemberantasan korupsi sebelum diresmikan dalam jabatannya ia sudah mulai melaksanakan programnya. Misalnya, parlemen sudah mengijinkan pemberian kredit untuk membeli rumah dan apartemen, agar masalah tempat tinggal bagi mereka yang kurang mampu untuk sementara dapat diatasi. Pemilik rumah yang mengkhawatirkan akan jatuhnya harga properti dapat merasa lega. Karena pasaran properti kini bergerak kembali. Sebaliknya para menteri yang habis masa jabatannya dapat dikatakan resah. Enam diantaranya akan harus memberikan pertanggung-jawaban di depan parlemen. Ahmadinejad mencanangkan pemberantasan korupsi secara terbuka. Walaupun para menteri itu merasa bersih dari korupsi, tetapi bisa saja mereka itu akan menjadi korban “perhitungan” yang dilakukan terhadap para tokoh pembaruan.

Iran – Amhadinejad akan memberikan tekanan baru pada bidang politik luar negeri. Itu sudah terlihat dari debat kusir dengan UE mengenai program atom Iran. Dibandingkan dengan pendahulunya, Ahmadinejad memang lebih tidak rela kalau Iran harus melepaskan haknya untuk melakukan penelitian dan pengembangan energi atom. Apalagi karena Iran tidak ikut dalam perjanjian non proliferasi senjata atom. Bahwasanya sebelum pengukuhan Ahmadinejad pun, Iran secara resmi sudah memulai kembali program atomnya dan tidak menunggu tawaran dari UE, sudah merupakan pertanda jelas, bahwa di bawah presiden baru ini, Iran mengutamakan penampilan yang percaya diri dan berani. Iran akan menepis tiap tekanan dan membela diri terhadap serangan dari AS. Demikian kata Ahmadinejad. Sebab ia tahu pasti, bahwa kalangan pembaru di Iran pun akan menolak segala bentuk tekanan dari luar dan bila perlu melupakan silang pendapat di dalam negeri, dan mendahulukan perasaan sebagai warga Iran.

Terhadap Eropa pun Ahmadinejad akan menjalankan kebijakan yang lebih keras. Untuk itulah mantan direktur televisi yang ultra konservatif, Ali Larijani diangkat menjadi menteri luar negeri. Ini merupakan dampak dari sikap Eropa, yang bersikeras hendak melakukan perembukan dengan Iran, untuk membuktikan pada AS, bahwa lebih banyak yang dapat dicapai lewat diplomasi, daripada melakukan gertakan. Di lain pihak Eropa nampaknya yakin, Teheran akan menerima pemberian insentif ala kadarnya. Seperti peningkatan perdagangan, pemasokan sukucadang bagi pesawat penumpang dan sebagainya. Iran menuntut lebih dari itu. Apalagi setelah terlihat bahwa pemberian insentif yang sedikit itu pun tidak dapat dijamin, maka Teheran memutuskan untuk bertindak. Iran memang dapat bersikap kasar terhadap AS dan Eropa. Di segi ekonomi Iran yakin tidak akan terkucil. Karena Asia, terutama Cina pastilah tidak akan mau mengurangi kerjasamanya dengan Iran. Dan dengan hak vetonya, Cina pulalah yang akan dapat menggagalkan rencana AS untuk memberlakukan sanksi terhadap Iran dalam Dewan Keamanan PBB, walau pada akhirnya China berhasil di hasut oleh AS untuk tidak menggunakan hak Vetonya dalam hal penjatuhan Sanksi PBB terhadap Iran. Hmmm…sanksi yang sarat akan Konspirasi Barat, karena Program Nuklir yang dikembangkan oleh Iran adalah semata-mata untuk Tujuan sipil dan bukan untuk menciptakan Senjata Nuklir.

Pada 3 Agustus 2005 dia mulai menjabat sebagai Presiden Iran ke-6 menggantikan Muhammad Khatami. Gebrakan awalnya mengguncang dunia khususnya Israel saat pada 26 Oktober 2005 dalam sebuah pertemuan di hadapan para mahasiswa ia menyerukan agar Israel “dihapus dari peta dunia” yang disambut Deputi Perdana Menteri Israel, Shimon Peres dengan menuntut agar Iran dikeluarkan dari PBB.

Ahmadinejad menegaskan Iran tidak akan mengakui rejim Zionis Israel karena rejim itu berbasis pada penjajahan dan rasisme. Pernyataan kontroversialnya ini diulangnya kembali pada 14 Desember 2005 dengan mengatakan bahwa Holocaust hanyalah sebuah mitos yang digunakan bangsa Eropa untuk menciptakan negara Yahudi di jantung dunia Islam. Ia juga sempat menyelenggarakan konferensi seputar Holocaust. “Jika Holocaust benar-benar terjadi, mengapa para peneliti tidak diizinkan untuk meneliti peristiwa ini? Mengapa para sejarawan di Eropa yang membicarakan peristiwa ini ditangkapi.”

Pada 8 Mei 2006, dia mengguncangkan dunia dengan melayangkan sepucuk surat kepada Presiden AS George W Bush melalui kedutaan Swiss di Teheran. Saat keinginannya untuk mengunjungi Ground Zero sebagai rasa simpatinya bagi para korban tragedi serangan 11 September 2001, dia sempat dihalang-halangi media massa yang dikontrol pemerintah AS.

Dalam keterangan persnya, Ahmadinejad juga menyesalkan negara-negara dunia yang mengkhawatirkan program nuklir Iran. Dia menegaskan, “Program nuklir kami di bawah pengawasan IAEA, dan kami tidak butuh peperangan.” Iran menegaskan bahwa pengembangan teknologi nuklir merupakan hak yang tidak bisa disangkal meskipun Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut Iran untuk menghentikan program pengayaan uranium.
Sementara itu, kritikan dalam negeri mengenai kebijakan domestik dan luar negeri terus mengalir deras. Kritikan juga datang dari tokoh ulama besar Ayatollah Hossein Ali Montazeri.

3. Gambaran kesederhanaan
Ahmadinejad terkenal dengan kesederhanaannya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai personal maupun sebagai seorang Presiden Iran. Dalam sebuah sesi wawancara bersama wartawan TV Fox dari Amerika, terungkaplah sisi-sisi menakjubkan dari seorang Ahmadinejad, kehidupannya yang sangat sederhana menjadi sangat membanggakan jika kita bandingkan dengan kehidupan para pejabat di negeri kita sendiri, Indonesia.

Meskipun banyak yang mencercanya, Ahmandinejad merasa enggan dengan jabatannya dan tetap hidup sederhana. Dia mengatakan, “Saya bukanlah Presiden. Saya adalah pelayan rakyat.” Penampilannya kini, tidak jauh berbeda dengan dulu. Pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive. Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.

Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu-satunya uang yang masuk adalah uang gaji bulanannya sebagai dosen di sebuah universitas yang hanya senilai US$ 250. Bahkan, kendatipun sudah diangkat menjadi presiden, beliau masih sering menggunakan pakaian biasa (bahkan robek) dan sepatu bolong.


Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri-menteri nya untuk datang kepadanya dan menteri-menteri tersebut akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan-arahan darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri-menterinya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri-menteri tersebut berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

Selama menjabat sebagai Presiden Iran, Ia tinggal di rumahnya sendiri. Ia tidak mengambil gajinya sebagai Presiden, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya. Sedangkan untuk nafkah keluargnya, ia penuhi dengan gajinya sebagai dosen bergelar PhD di sebuah universitas yang hanya senilai US$ 250. Hanya itulah yang dimilikinya sebagai seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan.

Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira. Ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden. Lihat saja makanannya hanya ada roti, pisang, jeruk dan apel.

Selain itu, hal lain yang ia ubah adalah kebijakan pesawat terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi. Ia juga memangkas protokoler istana sehingga menteri-menterinya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara-upacara seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal-hal seperti itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
Berbeda dengan perlakuan terhadap presiden dan pejabat pemerintah di negara kita, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad tidak akan melangkahi makmum lain di sebuah mesjid jika ia datang terlambat. Ia akan duduk di barisan ke berapa pun yang didapatinya.

Dalam aktivitas kesehariannya sebagai Presiden, ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat di manapun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa. Ketika menikahkan puteranya baru-baru ini, beliau hanya menyelenggarakan acara yang sangat sederhana layaknya acara kaum buruh, sangat berbeda dengan pernikahan keluarga Presiden di negeri kita.

Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden? Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal-pengawalnya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Menurut koran Wifaq, foto-foto yg diambil oleh adiknya tersebut, kemudian dipublikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk Amerika.

Salah satu kata-katanya saat menjadi pembicara di Columbia University AS berkaitan dengan program nuklirnya adalah: “Kami ingin mempunyai hak untuk menentukan nasib kami sendiri di masa depan. Kami ingin independen. Jangan mengintervensi kami. Jika kalian tidak memberikan kepada kami suku cadang pesawat terbang sipil, mengapa kami harus berharap bahwa kalian akan memberikan kepada kami bahan bakar untuk pengembangan nuklir demi tujuan-tujuan damai?”.
Dilain kesempatan, beliau juga pernah mengatakan : “Program nuklir kami ditentang oleh negara yang setiap bulannya membangun 10 reaktor nuklir. Kalau memang energi nuklir berbahaya, mengapa mereka masih memilikinya? Dan kalau memang energi nuklir membawa begitu banyak kebaikan, mengapa kami tidak boleh memilikinya?”

Dan yang paling berkesan adalah kata-katanya ketika Televisi Fox Amerika bertanya kepadanya: ”Saat anda bercermin di pagi hari, apa yang anda katakan pada diri anda?” Ahmadinejad menjawab: ”Saya melihat seseorang di cermin dan berkata padanya , ”Ingatlah, anda tidak lebih dari seorang pelayan kecil. Di depanmu hari ini ada tanggungjawab besar dan itu adalah melayani bangsa Iran”.

4. Penutup
Sungguh, kesan saya terhadap tokoh ini: Subhanallah, sangat teladan dan bertolak belakang dengan pejabat di Indonesia. Jangankan sederhana, dengan fasilitas mewah yang telah diberikan itu masih saja di rasa kurang oleh mereka. Alih-alih masih minta di tambah yang jauh lebih mewah sesuai nafsu yang bersangkutan. Padahal sadarlah, bila kita tidak pandai bersyukur atas nikmat Tuhan, maka tidak lama kemudian bencana dan azab-Nya yang besar akan menghampiri kehidupan negeri ini.
Jadi, dalam tulisan ini saya tidak perlu menjabarkan panjang lebar mengenai ketidaksederhanaan para pemimpin bangsa ini, sebagaimana yang pernah dilansir oleh Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) di tahun 2010, karena itu tidak ada artinya juga.

O… Kapankah negeri ini memiliki pemimpin yang bersikap zuhud (sederhana) yang mementingkan kepentingan rakyatnya dari pada kepentingan pribadi, layaknya seorang Mahmoud Ahmadinejad?
Yogyakarta, 01 Mei 2011
Mashudi Antoro (Oedi`)
[Disadur dari beberapa sumber di internet, oediku.wordpress.com/Go Klik-Info]


***Jangan Lupa komentarnya Ya!!!***
***Terima Kasih***

Artikel Terkait:

Berita dan Informasi menarik lainnya Lihat Selengkapnya di + INDEKS BERITA
Share : Share Detail
0 Comments
Tweets
Komentar

Tidak ada komentar:

Berikan Komentar Anda

 
Support : Creating Website Praburakka
Copyright © 2012. Go Klik Information - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger