“Ketika bercermin, saya melihat orang di dalam cermin itu dan mengatakan kepadanya: Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran,” ( Ahmadinejad)
Go kLik-Info, Dengan bercermin, Ahmadinejad berusaha untuk mengingatkan dirinya, bahwa dengan menjadi pemimpin dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menjadi pelayan bagi bangsa dan negaranya, dan tidak membahasakan dirinya senagai seorang pejabat dengan Gelar Yang Terhormat seperti layaknya anggota legislatif dinegara kita ini. Sejatinya seorang pemimpin itu adalah pelayan bagi orang-orang yang dipimpinnya, bukanlah penguasa bagi rakyatnya.
Banyak hal dari Ahmadinejad ini yang patut diteladani, dan menjadi cermin sosok seorang pemimpin yang jauh dari gaya hidup yang Hedonis, tidak merubah gaya hidup setelah berkuasa, tetap merakyat seperti sebelum menjadi Presiden, sangat mencintai rakyat yang dipimpinnya.
Melalui tulisan ini saya hanya ingin share beberapa hal tentang Ahmadinejad yang sangat patut sangat diteladani, dan beberapa hal tersebut sudah sangat langka dilakukan oleh pemimpin sekarang ini,
- Ketika pertama kali menjadi Presiden, yang dia lakukan adalah mengumumkan harta kekayaannya, dan nyatanya dia memang tidak meiliki kekayaan layaknya Presiden pada umumnya : kekayaan dan propertinya terdiri dari sedan Peugeot 504 tahun 1977 dan sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran!
- Ia menyumbangkan seluruh karpet istana Iran yang sangat tinggi nilainya kepada masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
- Sebagai presiden, ia masih tinggal di rumahnya. Di banyak kesempatan ia menyempatkan diri bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya
- Rekening banknya pun bersaldo minimum, dan satu-satunnya uang masuk baginya adalah uang gaji bulanannya. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$250.
- Ia juga menghentikan kebiasaan upacara karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal-hal seperti itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
- Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yang tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
- Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri-menterinya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sudah dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri-menterinya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan.
Sebuah contoh lain dari kesederhanaan seorang Presiden adalah, Kesederhanaan dan kebersahajaannya itu tampak juga saat ia menikahkan putranya, Alireza Ahmadinejad tiga tahun yang lalu. Setelah ditelusuri, ternyata pernikahan tersebut hanya menelan biaya 3,5 juta Toman (setara dengan USD 3.500/ Rp 28 Juta). Meski terbilang sederhana, pernikahan ini berlangsung dengan khidmat dan syahdu.
Hal ini sangat berbeda sekali dengan upacara pernikahan anak presiden Indonesia Ibas-Aliyya yang diselenggarakan hari ini (24/11). LSM Bendera mencatat bahwa Biaya pernikahan Ibas-Aliya menghabiskan dana sebesar Rp 12 Miliar. Sementara itu, tabloid Cek dan Ricek melaporkan prosesi pernikahan ini menghabiskan dana sebesar Rp 40 Miliar.
“Janganlah engkau meminta jabatan pemimpin. Jika engkau memperoleh jabatan itu tanpa meminta maka engkau akan mendapat dukungan, dan jika engkau memintanya maka semua tanggung jawabakan dibebankan kepadamu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sumber tulisan :
http://ecyber.biz/siapa-berani-meminjam-cermin-mahmoud-ahmadinejad.html
http://www.rimanews.com/read/20111124/47334/tak-seperti-sby-pernikahan-anak-presiden-ahmadinejad-hanya-menghabiskan-dana
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :