Dari sejumlah pemberitaan, sedikitnya ada empat kisah napi yang dihukum ringan atau bebas, namun ingin tetap dipenjara. Alasan mereka bermacam-macam, mulai dari masalah ekonomi hingga urusan keselamatan.
Berikut empat kisah napi yang ingin tinggal di penjara lebih lama dari hukumannya:
Pencuri Perhiasan Doris Payne
Doris Payne, wanita berumur 82 tahun, yang mencuri perhiasan di berbagai dunia akhirnya ditangkap di Amerika Serikat. Dia sebenarnya hanya dihukum 5 tahun penjara, namun dengan alasan kesehatan, Payne memilih tinggal lebih lama.
Di usianya yang sudah renta, Payne memiliki berbagai penyakit. Karena itu, penjara adalah tempat paling nyaman baginya untuk mendapat perawatan kesehatan.
"Saya harus pergi ke penjara. Saya terlalu sakit," kata Payne saat di pengadilan.
Payne diduga telah mencuri perhiasan di berbagai negara. Kasus terakhir, dia tertangkap setelah mencuri berlian senilai US$ 9.000 di California.
Guerrero ditahan karena menjadi pengedar narkoba di kawasan Arizona, Amerika Serikat. Namun beberapa saat hendak dibebaskan karena selesai menjalani hukuman, dia malah menyerang seorang sipir penjara. Tujuannya satu, ingin tetap dipenjara.
Pria berusia 25 tahun itu tetap ingin berada di penjara karena ingin tetap hidup. Sebab, bila keluar penjara, banyak pihak yang menginginkan nyawanya, termasuk kartel narkoba tempatnya bekerja dulu.
Menurut seorang petugas penjara, Guerrero tak hanya menyerang sipir agar tetap berada di tahanan. Dia juga pernah membakar sel, membuat senjata, melempar air panas ke petugas dan menolak menandatangani formulir pembebasan.
Imigran Martin Kombate
Martin Kombate tiba di Seattle, Amerika Serikat, pada tahun 2003 dari Togo. Lalu di tahun 2009, dia ditangkap petugas kepolisian karena dokumen-dokumen keimigrasinannya hilang.
Sejak ditahan itu, dia merasa 'betah' di penjara. Sejak tiga tahun terakhir, dia sudah ditangkap 17 kali dengan masalah yang sama.
Sheriff Bill Pribil mengatakan, meski sudah dibebaskan, Kombate masih suka kembali ke penjara. Dia juga tak mau berkas-berkas keimigrasiannya diganti dengan data baru.
"Dia selalu 'kemping' di lobi penjara. Dia pergi makan siang dan kembali ke sini," kata Pribil.
Pribil menduga, Kombate mengalami gangguan jiwa.
Supriyadi diadili karena masuk ke rumah tetangganya pada akhir 2012 lewat jendela dengan melepas kaca nako terlebih dahulu. Saat sudah masuk ke dalam rumah, seorang ibu terbangun dari tidur siangnya dan memergoki aksinya yang hendak mencuri. Supriyadi pun digelandang warga ke polisi.
Setelah diproses penyidikan, Supriyadi akhirnya duduk di kursi pesakitan di sebuah pengadilan di Aceh. Oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU), Supriyadi didakwa melakukan percobaan pencurian sesuai pasal 365 jo 53 KUHP. Berdasarkan fakta persidangan, JPU menuntut Supriyadi untuk dihukum 1 tahun penjara karena melakukan percobaan pencurian dan divonis 8 bulan penjara.
Supriyadi memilih banding atas vonis ini. Sebab vonis terhadap Supriyadi selama 8 bulan penjara dirasa pantas atas pecobaan pencurian yang dilakukannya. Tetapi tidak bagi Supriyadi sebab dia malah ingin hukuman lebih lama, yakni 2 tahun.
Alasan Supriyadi ingin dipenjara lebih lama karena mendapat makan gratis. Selama ini, dia mengaku hidup susah. Seminggu paling-paling dia hanya mengantongi Rp 35 ribu. Alhasil, hukuman 8 bulan dirasa malah terlalu ringan.
"Di Lapas dapat makan gratis. Tadi pagi makannya nasi dengan sayur terong dan lauk tempe," ujar Supriyadi yang juga dapat order mencuci baju tahanan Rp 1.000/baju ini.
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :
