Go Klik-Info,Jakarta: Wakil Gubernur (Wagub) DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersama Menlu Belanda Frans CGM Timmermans membahas masalah proyek reklamasi pantai utara dan membangun giant sea wall di lepas Pantai Ancol, Jakarta Utara, agar bisa menyamai seperti New Manhattan di Amerika Serikat.
"Kita tadi membicarakan program reklamasi pantai utara Jakarta dan rencana membangun giant sea wall di lepas Pantai Ancol. Itulah salah satu agenda dalam pertemuan kita tadi," kata Ahok seusai bertemu Timmermans di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (20/2).
Menurut Ahok, konsepnya Pemprov DKI mau memperbaiki mutu laut pesisir di Teluk Jakarta yang kini sudah terkontaminasi. Jadi cara satu-satunya melalui reklamasi, buat pulau agar mampu menahan ombak laut dan rob. Bahkan laut di depannya jadi bagus gitu kan.
"Makanya saya bilang, kami bukan cuma mau bikin tembok (giant sea wall) saja. Kami inginnya bikin seperti New Manhattan nih, supaya jadi kota baru," kata Ahok mantan Bupati Belitung Timur itu.
Dia juga menyampaikan keinginan Pemprov DKI untuk tidak hanya mengeluarkan izin bangunan kepada swasta terkait giant sea wall dan 17 pulau buatan di Teluk Jakarta. Tapi juga pembagian keuntungan penting agar sama-sama enak.
"Dengan dapat uang itu, kita bisa selesaikan seluruh deep tunnel, MRT, dan pengolahan air limbah seluruh Jakarta. Jadi kita ingin tidak hanya memberikan izin kepada swasta untuk mengeruk keuntungan, tapi kita bicara pembagian keuntungan. Supaya dengan membangun dan menyelesaikan Teluk Jakarta yang terkontaminasi, sekaligus membangun kota baru, tapi kota lama juga kita selesaikan. Uangnya kita pakai dari public sharing begitu kita sampaikan kepada mereka," ujar Ahok.
Untuk penanganan banjir, lanjut Ahok, pihak Belanda kurang pengalaman dalam menangani saluran air di hilir. Sehingga pembicaraan terbentuk dari wilayah hulu yang banyak vila ke wilayah hilir.
"Penanganan banjir kita bicara utara ke selatan. Prinsipnya itu tadi kan pengalaman dari utara, karena mereka tidak memiliki pengalaman dari selatan. Kita berpikir juga mungkin kita akan membeli banyak tempat-tempat yang ada vila di daerah hulu termasuk yang ada air kecil masuk ke Ciliwung. Kita juga mau bikin dam-dam kecil untuk membantu petani di sana. Jadi vila-vila yang kita beli, kita akan bongkar, kita akan jadikan hijau," ujar mantan anggota DPR RI ini.
Pembelian vila-vila di wilayah hulu ini tidak dengan menggunakan APBD DKI, melainkan memberikan kewajiban pada swasta penerima izin untuk berkontribusi pada masyarakat Jakarta.
"Nanti belinya bukan dengan APBD. Kita harapkan dari setiap izin yang kita terbitkan, kita wajibkan kepada si penerima izin menjadi porsi kewajiban mereka menyumbangkan villa yang di daerah hulu kepada Pemprov DKI. Semua izin kita kasih, kita nggak minta uang untuk pribadi, tapi kita minta barang. Dia kompensasikan untuk villa atau daerah hulu yang lain," ujar Ahok.
Ahok dalam pertemuannya dengan Menlu Belanda Timmermans itu menawarkan kerja sama mengatasai banjir di Jakarta.
"Kita memiliki banyak permasalahan yang sama, terutama dalam manajemen air. Kami memiliki banyak pengalaman dalam memanajemen air, karena sebagaian besar daratan di Belanda lebih rendah daripada permukaan air laut," kata Timmermans.
Menurut dia, Jakarta sedang mengalami masalah yang cukup rumit. Dalam hal ini Belanda bisa menjadi mitra yang cocok untuk mengatasi persoalan banjir menahun di Jakarta.
"Kami beruntung memiliki waktu ratusan tahun untuk menghadapi permasalahan ini. Banyak orang Belanda dan Indonesia yang menderita ketika melihat apa yang terjadi di Jakarta pada Januari lalu," katanya. Dia menambahkan, banyak warga Belanda mengatakan, "Oh Tuhan kita harus melakukan sesuatu yang signifikan untuk membantu masyarakat Indonesia termasuk Jakarta."
Karena itu, dia menawarkan kerja sama pemerintah Belanda untuk mengatasi banjir di Jakarta. "Orang di Jakarta tidak memiliki banyak waktu untuk mengatasinya. Banyak kesempatan untuk bekerja sama mengatasi permasalahan ini agar warga Jakarta merasakan kenyamanan seperti warga Belanda," tegasnya.
Sejarah mencatat, saat menduduki Jakarta (Batavia), Belanda berusaha mengendalikan banjir di Batavia dengan membangun sistem drainase dan waduk. Misalnya membangun Kanal Banjir Barat dan Bendungan Katulampa.
Dalam pertemuan itu, Timmermans juga memberi masukan lain. Misalkan pihaknya share tentang masalah bagaimana cara melestarikan budaya Jakarta. Begitu juga soal menggunakan warisan budaya sebagai bonus ekonomi dengan memastikan orang tertarik datang untuk melihat warisan budaya Jakarta. Hal lain bagaimana Jakarta memanagenya dan mengembangkannya.
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :