Go Klik-Info,Berciuman adalah sebuah misteri, kenapa? Sebab, di dunia ini hanya ada dua spesies lain yang bisa melakukan ciuman selain manusia, yaitu simpanse dan bonobo. Dua spesies hewan itu berciuman untuk berkomunikasi dan meredakan tensi dalam kelompok sosial. Tapi, menurut situs psychologytoday, hanya manusia dan bonobo yang berciuman selama mereka berhubungan intim.
Hingga saat ini, tidak jelas bagaimana proses berciuman berkembang. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa prosesnya berasal dari janin mamalia yang menyusui induknya. Bibir manusia diketahui memiliki saraf sentuhan yang sensitif dan stimulasi dari bibir akan mengaktifkan sejumlah besar bagian otak.
Sejumlah peneliti mengatakan bahwa berciuman berkembang dari sentuhan hidung yang berdekatan. Sentuhan tersebut membawa feromon, zat kimia yang berperan halus dalam menghubungkan daya tarik lawan jenis. Sebenarnya, banyak spesies yang bereaksi dengan feromon, tapi hanya sedikit yang melanjutkannya dengan berciuman.
Berciuman secara ilmiah dapat menaikkan sejumlah zat penghubung syaraf (neurotransmitter), yaitu dopamin, serotonin, dan endorfin. Dopamin adalah zat yang mengendalikan keinginan seksual, sementara serotonin dan endorfin bertanggung jawab dalam meningkatkan mood. Berciuman juga diketahui meningkatkan hormon oksitosin yang sering disebut hormon cinta. Selain bagus untuk hormon cinta, berciuman juga diketahui mengurangi hormon stres, kortisol, sehingga dengan berciuman bisa mengurangi kecemasan dan tekanan darah.
Banyak pasangan yang menggunakan ciuman sebagai tes kecocokan. Dalam sebuah survei, 59 persen pria dan 66 persen wanita mengatakan mereka akan mengakhiri hubungan jika pasangan mereka diketahui seorang pencium yang buruk. Sebuah kajian juga mengatakan bahwa pria cenderung untuk memulai ciuman dengan lidah.
Alasan ini belum jelas, tapi diketahui bahwa air ludah mengandung sedikit testoteron, hormon yang bertanggung jawab dalam keinginan seksual, baik perempuan maupun pria. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa pria secara tidak sadar membuka mulutnya untuk mengarahkan hormon ini dan mungkin berharap bisa meningkat penerimaan seksual perempuan.
Tapi, untuk urusan erotisme, perempuan lebih banyak menuntut ketimbang pria. Sebuah kajian menunjukkan bahwa perempuan menilai ciuman erotis sebelum, sepanjang, dan sesudah berhubungan intim sangat penting. Dari berciuman pula, kini mulai muncul kesadaran diri untuk memperbaiki kesegaran napas. Perhatian ini berpengaruh dalam tingkat penjualan permen kesegaran, pasta gigi, dan dental floss.
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :