Masjid yang dibakar di Joplin |
Direktur Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) Ibrahim Hooper mengatakan, dibakarnya sebuah masjid di Joplin membuatnya khawatir mengenai keamanan bagi tiap umat beragama untuk berdoa di bulan Ramadan. Sebelumnya bukan tempat ibadah umat Muslim saja yang dipenuhi insiden. Senin (6/8/2012) sebuah kuil Sikh di Wisconsin ditembaki oleh seorang pria AS dan menyebabkan tujuh orang, termasuk pelaku itu sendiri.
Sementara kasus pembakaran rumah ibadah di Joplin, terjadi setelah lima pekan lalu seorang pria sempat mencoba menyulut api di tengah malam. Upaya pembakaran itu sempat terekam di video keamanan masjid, namun pihak keamanan gagal menangkap pelaku.
Kini, masjid yang biasa didatangi oleh sekira 50 keluarga di sekitar wilayah tersebut, hangus terbakar Selasa (7/8/2012) kemarin waktu AS. Insiden tersebut dianggap telah mengancam kebebasan beragama di Negeri Paman Sam. Selama ini, Amerika menilai dirinya sendiri sebagai negara yang menjami kebebasan beragama dari warganya.
Menurut Ketua Kajian Islam American University's School of International Service, Akbar Ahmed, politisi dan media adalah pihak yang harus dipersalahkan karena tidak pernah mencegah serangan atas Muslim. Bagi Ahmed, politisi dan media kerap menyulut kebencian terhadap Islam.
"Semua sikap panas harus bisa didinginkan. Tetapi ini semua harus dilakukan oleh pemimpin Amerika. Mereka tidak bisa membiarkan kebencian dan sikap intoleransi berkembang di masyarakat," ujar Ahmed, seperti dikutip Associated Press, Rabu (8/8/2012).
Ahmed menambahkan, kini seperti ada pola kekerasan yang terjadi terhadapad warga Muslim. Dirinya mengatakan, insiden seperti ini sudah lama terjadi. Warga Muslim saat ini seperti tidak nyaman dengan atmosder penolakan terhadap Islam.[Okezone.com/Go klik-Info]
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :