Go Klik-Info, Setelah dua bulan melaksanakan haji wada’ atau perpisahan, kondisi tubuh Rasulullah SAW terus melemah. Bahkan nabi memerintahkan Abu Bakar Ash-shidiq untuk menggantikannya sebagai imam salat.
Empat hari sebelum wafat, kondisi nabi kembali pulih. Nabi kemudian menyucikan diri, dan pergi salat zuhur berjamaah di masjid bersama para sahabat lain. Namun nabi tidak bisa berjalan sendiri, dia dipapah Abbas bin Abdul Mutholib dan Ali bin Abu Tholib.
Usai melaksanakan salat zuhur, nabi menyerukan kepada seluruh Muslimin
untuk selalu berbuat baik kepada golongan Anshar, karena jasanya yang
begitu besar kepada Islam. “Allah memberikan karunia kepada hambanya
(nabi) satu pilihan, antara dunia dan akhirat. Dia memilih yang
terakhir,” kata Nabi Muhammad.
Kondisi kesehatan nabi terus tidak
stabil. Dalam sehari, terkadang nabi merasakan pergantian sakit dan
sembuh seketika. Hingga Senin petang tanggal 12 Rabiul Awal 11 Hijriyah,
di pangkuan Aisyah RA, nabi dikelilingi oleh Muslimin dengan raut muka
sedih.
Dalam kondisi yang tiada berdaya, nabi terus mengucapkan
kalimat istigfar kepada Allah SWT. Nafasnya tenang, sambil sesekali
pandangannya mengarah ke seisi ruangan yang dipenuhi oleh kerabat dan
para sahabat setianya.
Dengan suara lirih, bibir nabi bergerak
berusaha menyampaikan beberapa kalimat kepada Muslimin yang berada di
sekitarnya. “Tegakkanlah salat. Perlakukanlah para hamba sahaya dengan
baik,” kata nabi.
Usai menyampaikan wasiatnya, nabi kemudian
membasuh wajah dan tangannya berkali-kali. “Ya Allah, perkenankanlah aku
bertemu dengan Teman yang maha tinggi,” lanjut nabi.
Innalillahi wa
inna ilaihi roojiuun, seluruh ruangan tempat nabi berbaring tiba-tiba
dipenuhi oleh luapan air mata kesedihan. Dengan tenang, ruh Nabi
Muhammad SAW kembali kepada Allah SWT. Seluruh Muslimin berkabung atas
meninggalnya panutan sejati mereka.
Jenazah nabi kemudian dimandikan
oleh Fadhl bin Abbas, Ali bin Abu Thalib, usman bin Zaid. Esoknya, nabi
dimakamkan di dalam rumah Aisyah binti Abu Bakar Ash-shidiq, tempat
nabi terakhir menghembuskan nafasnya.
[Go Klik-Info]
Kondisi kesehatan nabi terus tidak stabil. Dalam sehari, terkadang nabi merasakan pergantian sakit dan sembuh seketika. Hingga Senin petang tanggal 12 Rabiul Awal 11 Hijriyah, di pangkuan Aisyah RA, nabi dikelilingi oleh Muslimin dengan raut muka sedih.
Dalam kondisi yang tiada berdaya, nabi terus mengucapkan kalimat istigfar kepada Allah SWT. Nafasnya tenang, sambil sesekali pandangannya mengarah ke seisi ruangan yang dipenuhi oleh kerabat dan para sahabat setianya.
Dengan suara lirih, bibir nabi bergerak berusaha menyampaikan beberapa kalimat kepada Muslimin yang berada di sekitarnya. “Tegakkanlah salat. Perlakukanlah para hamba sahaya dengan baik,” kata nabi.
Usai menyampaikan wasiatnya, nabi kemudian membasuh wajah dan tangannya berkali-kali. “Ya Allah, perkenankanlah aku bertemu dengan Teman yang maha tinggi,” lanjut nabi.
Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun, seluruh ruangan tempat nabi berbaring tiba-tiba dipenuhi oleh luapan air mata kesedihan. Dengan tenang, ruh Nabi Muhammad SAW kembali kepada Allah SWT. Seluruh Muslimin berkabung atas meninggalnya panutan sejati mereka.
Jenazah nabi kemudian dimandikan oleh Fadhl bin Abbas, Ali bin Abu Thalib, usman bin Zaid. Esoknya, nabi dimakamkan di dalam rumah Aisyah binti Abu Bakar Ash-shidiq, tempat nabi terakhir menghembuskan nafasnya.
[Go Klik-Info]
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :