Usai melaksanakan salat zuhur, nabi menyerukan kepada seluruh Muslimin
untuk selalu berbuat baik kepada golongan Anshar, karena jasanya yang
begitu besar kepada Islam. “Allah memberikan karunia kepada hambanya
(nabi) satu pilihan, antara dunia dan akhirat. Dia memilih yang
terakhir,” kata Nabi Muhammad.
Kondisi kesehatan nabi terus tidak
stabil. Dalam sehari, terkadang nabi merasakan pergantian sakit dan
sembuh seketika. Hingga Senin petang tanggal 12 Rabiul Awal 11 Hijriyah,
di pangkuan Aisyah RA, nabi dikelilingi oleh Muslimin dengan raut muka
sedih.
Dalam kondisi yang tiada berdaya, nabi terus mengucapkan
kalimat istigfar kepada Allah SWT. Nafasnya tenang, sambil sesekali
pandangannya mengarah ke seisi ruangan yang dipenuhi oleh kerabat dan
para sahabat setianya.
Dengan suara lirih, bibir nabi bergerak
berusaha menyampaikan beberapa kalimat kepada Muslimin yang berada di
sekitarnya. “Tegakkanlah salat. Perlakukanlah para hamba sahaya dengan
baik,” kata nabi.
Usai menyampaikan wasiatnya, nabi kemudian
membasuh wajah dan tangannya berkali-kali. “Ya Allah, perkenankanlah aku
bertemu dengan Teman yang maha tinggi,” lanjut nabi.
Innalillahi wa
inna ilaihi roojiuun, seluruh ruangan tempat nabi berbaring tiba-tiba
dipenuhi oleh luapan air mata kesedihan. Dengan tenang, ruh Nabi
Muhammad SAW kembali kepada Allah SWT. Seluruh Muslimin berkabung atas
meninggalnya panutan sejati mereka.
Jenazah nabi kemudian dimandikan
oleh Fadhl bin Abbas, Ali bin Abu Thalib, usman bin Zaid. Esoknya, nabi
dimakamkan di dalam rumah Aisyah binti Abu Bakar Ash-shidiq, tempat
nabi terakhir menghembuskan nafasnya.
[Go Klik-Info]