"Saya diwawancarai selama tiga bulan lebih untuk novel ini, meskipun saya belum membacanya tapi saya yakin ini novel yang bagus," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan saat diskusi buku yang diterbitkan oleh Mizan tersebut.
Penulis juga mengeksplorasi perjalanan Dahlan hingga ke pedalaman Kalimantan di mana di sanalah Dahlan pernah memiliki seorang kekasih.
Keluarga mulai dari istri, rekan, kerabat, hingga mantan kekasihnya diwawancarai untuk kepentingan penerbitan novel tersebut. "Penulisnya melakukan perjalanan ke Kalimantan ke tempat mantan pacar saya. Saya dulu untuk nengok pacar harus naik perahu menyusuri Sungai Mahakam selama dua hari satu malam," katanya.
Dahlan mengaku kagum pada tulisan Khrisna, termasuk cerpen-cerpennya yang beberapa kali dibacanya dalam sebuah buku kumpulan cerpen. "Saya pernah beberapa kali membaca cerpen-cerpen Khrisna, dia seorang sastrawan yang potensial dan berbakat. Baru sekarang dia nulis novel, betul-betul hoki luar biasa bila kemudian menjadi mega best-seller dan novel yang bagus biasanya ditulis oleh orang yang menderita," katanya.
Dahlan kemudian menyebutkan beberapa contoh sastrawan yang berhasil membuat karya bagus karena tengah menderita.
"Khrisna bisa menulis novel hebat karena dia tidak punya uang. Ketika novel pertama laris dan ada kemungkinan dia akan punya banyak uang, saya meminta kepada penerbit jangan beri honor dulu. Supaya dia menderita dan bisa membuat buku bagus lagi," kata Dahlan.
Saat menulis novel "Surat Dahlan", Khrisna, menurut Dahlan sudah "menderita", karena harus datang dan menginap di Tanjung Isuy dan Muara Tae. Namun, lanjut Dahlan, Khrisna harus dibuat menderita lagi selama beberapa bulan supaya dia bisa membuat novel trilogi terakhir "Senyum Dahlan" bisa lebih bagus lagi.
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :