Go Klik-Info,Penyebaran virus HIV/AIDS di Jakarta Barat makin hari makin
mengkhawatirkan. Betapa tidak, data surveilans pasif rumah sakit (RS)
dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, hingga Desember 2012 jumlah
kasus HIV-AIDS di Jakarta Barat sudah mencapai 544 kasus.
Dari jumlah kasus tersebut, penularannya mayoritas karena faktor heteroseksual yaitu sebesar 74,3 persen. Menyusul peringkat kedua karena narkoba suntikan sebanyak 21,1 persen.
Kasudin Kesehatan Jakarta Barat, Widyastuti mengatakan, jumlah tersebut mengalami peningkatan yang sangat tajam sejak lima tahun. Sebab, pada tahun 2007 hanya terdapat 1 kasus, dan di tahun 2012 meningkat hingga 544 kasus. “Kasus tersebut paling banyak ditemukan pada usia 25-44 tahun sebanyak 77,6 persen. Untuk jenis pekerjaan, terbanyak ditemukan pada tenaga kerja non profesional/karyawan sebesar 26,6 persen dan di urutan kedua pada wiraswasta/usaha sendiri sebesar 15,4 persen," ujarnya, Selasa (19/2).
Selain itu, kasus HIV-AIDS juga tidak hanya ditemukan pada kelompok tertentu saja, tapi juga sudah merambah hingga kalangan ibu rumah tangga. Ini menunjukkan penularan HIV-AIDS sudah tidak terbatas hanya pada kelompok populasi berisiko saja.
Untuk memutus mata rantai kasus HIV-AIDS, pihaknya terang Widyastuti, akan lebih mempermudah akses layanan pengobatan bagi ODHA (orang dengan HIV-AIDS ) selain di rumah sakit, sejak 2012 pihaknya juga sudah memberikan pelayanan ARV (antiretrovirus) di lima puskesmas di Jakarta Barat, yaitu Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Kalideres, Grogolpetamburan, Tambora dan Tamansari. Di samping itu, juga dengan berbagai jenis layanan lainnya, salah satunya terapi metadon.
Dari jumlah kasus tersebut, penularannya mayoritas karena faktor heteroseksual yaitu sebesar 74,3 persen. Menyusul peringkat kedua karena narkoba suntikan sebanyak 21,1 persen.
Kasudin Kesehatan Jakarta Barat, Widyastuti mengatakan, jumlah tersebut mengalami peningkatan yang sangat tajam sejak lima tahun. Sebab, pada tahun 2007 hanya terdapat 1 kasus, dan di tahun 2012 meningkat hingga 544 kasus. “Kasus tersebut paling banyak ditemukan pada usia 25-44 tahun sebanyak 77,6 persen. Untuk jenis pekerjaan, terbanyak ditemukan pada tenaga kerja non profesional/karyawan sebesar 26,6 persen dan di urutan kedua pada wiraswasta/usaha sendiri sebesar 15,4 persen," ujarnya, Selasa (19/2).
Selain itu, kasus HIV-AIDS juga tidak hanya ditemukan pada kelompok tertentu saja, tapi juga sudah merambah hingga kalangan ibu rumah tangga. Ini menunjukkan penularan HIV-AIDS sudah tidak terbatas hanya pada kelompok populasi berisiko saja.
Untuk memutus mata rantai kasus HIV-AIDS, pihaknya terang Widyastuti, akan lebih mempermudah akses layanan pengobatan bagi ODHA (orang dengan HIV-AIDS ) selain di rumah sakit, sejak 2012 pihaknya juga sudah memberikan pelayanan ARV (antiretrovirus) di lima puskesmas di Jakarta Barat, yaitu Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Kalideres, Grogolpetamburan, Tambora dan Tamansari. Di samping itu, juga dengan berbagai jenis layanan lainnya, salah satunya terapi metadon.
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :