Anak-anak dan wanita menjadi korban Rezim Bazhar / Foto: SA |
Setidaknya, 400 warga – mulai bayi hingga yang paling tua – menemui syahid hari itu. Yang lebih tidak diketahui lagi oleh kita di Indonesia yang saat itu sibuk bersiap liburan panjang adalah kebrutalan yang berlanjut.
Para aktivis yang tergabung dalam British Syrians & Friends in Solidarity with the Syrian Revolution berhasil mewawancarai seorang penduduk desa yang cedera berat karena tembakan di matanya dan di tubuhnya, namun selamat karena berpura-pura sudah mati.
“Sesudah pasukan Assad memborbardir kampung, mereka menyerbu masuk dan mengumpulkan semua warga. Mereka mulai dengan anak-anak, mereka bantai anak-anak kami dengan pisau di depan kami, ayah ibu mereka.
Kemudian mereka perkosa semua wanita lalu mereka bunuh satu per satu. Lalu, 60 orang laki-laki, termasuk saya, mereka kumpulkan dalam tiga baris, lalu mereka mulai menembaki kami.
Di sekitarku darah menganaksungai. Satu tembakan kena mataku dan dua peluru lagi kena tubuhku. Aku jatuh ke tanah, dan aku pura-pura sudah mati, sampai mereka pergi. Lalu aku merayap dan sembunyi.
Keesokan paginya mereka datang lagi dan membakar semua mayat. Mereka bunuh anak-anakku di depan mataku!!”*Sumber : sahabatsuriah.com
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :