Ketua Panitia Lelang Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota, Singgih Karyawan mengatakan armada TransJakarta yang melewati tol ini tidak akan memiliki jalur khusus.
"Nanti ini akan melayang, dan transportasi massal itu ada yaitu busway (TransJakarta). Tapi dia nggak ada jalur khusus, nanti si busway-nya bayar tol juga," ungkap Singgih kepada detikFinance, Senin (24/9/12).
Singgih menuturkan nantinya di area tol dalam kota ini akan disediakan halte atau shelter busway. Jalan akan diperlebar di area halte ini.
"Di tengah-tengah tol, jadi nanti agak dilebarin jalannya berhenti. Jadi nggak berpengaruh sama lalu lintas," tambahnya.
Selain itu, titik-titik shelter busway ini belum ditentukan, karena masih dalam tahap studi dan kajian. Ia menegaskan rencana ini tidak bisa mematikan moda transportasi yang lain.
"Nggak hafal di titik-titik mana, nanti dikaji lagi, kan harus terintegrasi dengan moda yang lain," pungkasnya.
Seperti diketahui proyek 6 ruas tol ini bernilai Rp 42 triliun. Jakarta Toll Development (JTD) yang menjadi satu-satunya perusahaan yang lolos kualifikasi proyek tol dengan panjang total 69,7 km ini. JTD telah menyerahkan dokumen ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum.
Operator tol PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) merupakan salah satu pemegang saham dalam JTD. Sisanya dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta dan beberapa BUMN Karya.
Berikut ini rencana 6 ruas tol tersebut:
- Kemayoran - Kampung Melayu : 9,6 km
- Duri Pulau - Kampung Melayu : 11,4 km
- Sunter - Rawabuaya - Batu Ceper : 22,9 km
- Sunter - Pulo Gebang - Tambelang : 25,73 km
- Pasar Minggu - Casablanca : 9,5 km
- Ulujami - Tanah Abang : 8,270 km
***Terima Kasih***
Artikel Terkait:
Share :